Paketdigital.com – BEIJING – Jaringan satelit geostationary untuk memantau pembaharuan radiasi Matahari permukaan (surface solar radiation/SSR). Menggunakan teknologi pengindraan terpencil pada satelit.
Penelitian Pengetahuan Kedirgantaraan (Aerospace Information Research Institute/AIR) yang dimaksud dinaungi oleh Akademi Pengetahuan Pengetahuan China (Chinese Academy of Sciences/CAS).
Berfungsi seperti pemindai sinar matahari, sistem GSNO ini dapat memberikan dukungan data yang digunakan lebih besar akurat untuk berbagai sektor, seperti penerapan energi bersih, estimasi hasil pertanian, serta respons inovasi iklim, juga kebugaran masyarakat, kata institut tersebut.
Penelitian ini dipimpin oleh kelompok peneliti AIR serta diadakan lewat kolaborasi dengan para peneliti dari berbagai institusi, baik institusi dari di maupun luar China. Hasil penelitian telah terjadi dipublikasikan di area jurnal The Innovation.
Radiasi Matahari permukaan adalah istilah umum untuk komponen radiasi Matahari yang tersebut diterima oleh permukaan Bumi, termasuk sinar ultraviolet, cahaya tampak (visible light), inframerah, serta radiasi elektromagnetik lain dengan panjang gelombang yang berbeda-beda.
Oleh dikarenakan itu, radiasi ini merupakan faktor kunci yang dimaksud memengaruhi pembaharuan iklim, produksi pertanian, kemudian penerapan energi surya.
Teknologi ini menjadi salah satu cara paling efektif untuk memantau pembaharuan pada radiasi Matahari permukaan,” jelas Husi Letu, peneliti AIR sekaligus pemimpin penelitian ini.
Secara khusus, kelompok peneliti mengintegrasikan beberapa satelit geostasioner generasi baru ke pada sistem GSNO.
Melalui jaringan multisatelit, sistem ini mencapai pemantauan resolusi spasial temporal (spatiotemporal) yang tersebut tinggi pada skala hampir global dengan akurasi deteksi yang digunakan lebih besar baik.
“Saat ini, sistem GSNO mampu menyediakan data pemantauan radiasi Matahari permukaan berskala hampir global dengan resolusi spasial 5 km lalu tingkat kejadian pengamatan satu kali per jam,” kata Shi Chong, individu peneliti AIR.
Sebagai contoh, data radiasi gelombang pendek dapat mengupayakan penyelenggaraan sumber daya energi Matahari secara efektif.
”Data radiasi yang digunakan berpartisipasi secara fotosintesis dapat memberikan dasar baru untuk estimasi hasil pertanian dan juga estimasi penyerap karbon ekologis, sedangkan data ultraviolet diharapkan dapat diterapkan untuk bidang kemampuan fisik masyarakat,” jelas Shi.