Menanti BP Danantara, Ekonom: Indonesia Tak Bisa Hanya Bertumpu pada Konsumsi

Photo of author

By Hasnah Najmatul

Paketdigital.com – JAKARTA – Di berada dalam ketidakpastian dunia usaha global, pemerintah diminta mengambil kebijakan yang memberikan kepastian untuk para penanam modal mengenai wadah yang digunakan gunakan untuk merealisasikan modal mereka. Ajakan Presiden kemudian para menteri untuk pemodal asing untuk masuk ke Indonesia harus direalisasikan dengan membentuk wadah yang mana dapat tanggap serta cepat menyalurkan penanaman modal .

Ekonom dari Center of Economics and Law Studies (Celios), Nailul Huda baru-baru ini menyatakan Badan Pengelola Penyertaan Modal Daya Anagata Nusantara atau dikenal Danantara seharusnya segera diperkenalkan agar bisa jadi bekerja lebih lanjut cepat menggaet penanaman modal di area sedang ketidakpastian sektor ekonomi global.

Kehadiran Danantara jelas Nailul, diharapkan dapat menjadi solusi untuk mencapai target peningkatan dunia usaha 8% yang seperti ditetapkan pemerintah Presiden Prabowo Subianto.

“Indonesia tiada bisa jadi hanya sekali bertumpu pada konsumsi rumah tangga, kita perlu sumber baru, salah satunya investasi. Dengan penanaman modal yang dikelola secara efektif, kita sanggup mengamati peningkatan sektor ekonomi yang signifikan,” kata Nailul dikutip, Kamis (30/1/2025).

Investasi penting bagi perekonomian akibat selain mampu menciptakan lapangan kerja, juga meningkatkan pendapatan penduduk dan juga memberikan tambahan penerimaan negara terhadap pemerintah. Alhasil, dampaknya ke perekonomian lebih lanjut berkualitas berbeda dengan cuma bertumpu pada konsumsi.

Dalam kesempatan terpisah, Guru Besar Fakultas Perekonomian juga Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM), Wihana Kirana Jaya menyoroti, pentingnya untuk menarik foreign direct investment (FDI) sebagai salah satu cara untuk mencapai target perkembangan sektor ekonomi 8% yang dimaksud telah terjadi ditetapkan Presiden Prabowo.

Target ambisius yang disebutkan jelas Wihana membutuhkan dukungan institusi yang tersebut kuat, termasuk keberadaan BP Danantara, yang mana hingga pada saat ini masih terkendala belum jelasnya payung hukum. Wihana menegaskan bahwa pembentukan BP Danantara sangat relevan pada menghadapi fenomena mega shifting ekonomi global.

Perubahan struktural besar yang dimaksud terjadi, seperti geopolitik, geoekonomi, kemudian perang, sudah memaksa negara-negara melakukan reposisi strategis, termasuk pada kebijakan investasi.

“Dalam kondisi mega shifting ini, mindset kita harus berubah. Kita harus mengantisipasi masa depan dengan mengubah organisasi dan juga proses bisnis. Danantara adalah langkah strategis untuk meningkatkan fleksibilitas pembiayaan pembangunan ekonomi jangka panjang,” kata Wihana.

Leave a Comment