Paketdigital.com – JAKARTA – Suasana kebijakan pemerintah yang dimaksud semakin dinamis kerap diwarnai oleh momen unik yang dimaksud mencerminkan kehangatan lalu kedekatan personal dalam balik dinamika kebijakan pemerintah yang dimaksud kerap dianggap formal. Baru-baru ini, Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri kemudian Presiden RI sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto , kembali menarik perhatian umum dengan “Politik Nasi Goreng”.
Dalam episode terbaru INTERUPSI waktu malam ini sama-sama Aryo Ardi, Anisha Dasuki, Aryo Seno, dan juga para narasumber kredibel lainnya kembali hadir dengan tema hangat “Menanti Jamuan Nasi Goreng Prabowo-Mega”.
Pernyataan tentang “Politik Nasi Goreng” mencuat ketika Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengungkapkan bahwa Prabowo menyukai nasi goreng buatan Megawati. Bahkan, Megawati sendiri mengakui bahwa ada beberapa pihak yang menyinggung kerinduan Prabowo terhadap nasi goreng buatannya.
Tak cuma itu, “Politik Nasi Goreng” yang digunakan digagas Megawati seolah menunjukkan bahwa diplomasi dan juga komunikasi urusan politik tak melulu harus disampaikan di bentuk pernyataan resmi atau forum-forum formal. Kadang, justru dari hal-hal mudah seperti sepiring nasi goreng, instruksi penting mengenai hubungan kebijakan pemerintah dapat tersampaikan.
Kedua figur ini dianggap sebagai pilar penting di menentukan arah kebijakan nasional, juga sebagai penjembatan bagi partai-partai besar untuk bekerja sama. Tapi pertanyaannya adalah, apakah “Politik Nasi Goreng” ini akan membuka pintu bagi kerja serupa yang lebih tinggi intensif? Atau, apakah hanya saja sekadar sinyal kehangatan personal tanpa berlanjut pada langkah strategis?
Saksikan selengkapnya pada INTERUPSI “Menanti Jamuan Nasi Goreng Prabowo-Mega” dengan peluncuran para narasumber, Aryo Seno-Jubir PDI Perjuangan, Emrus Sihombing-Pengamat Politik, Hendarsam Marantoko-Ketum Lingkar Nusantara, juga Ade Armando-Politisi PSI, Waktu 20.00 WIB, Live di dalam iNews.