Paketdigital.com – TEXAS – Terkait perusahaan kecerdasan buatan yang digunakan melatih model mereka, Elon Musk menyatakan mereka telah lama kehabisan data serta “kehabisan” total pengetahuan manusia.
Akibatnya, pengusaha perusahaan miliarder – yang tersebut juga pemilik kegiatan bisnis Kecerdasan Buatan xAI – mengatakan, mengingat pesatnya perkembangan teknologi, ia memperkirakan data “sintetis” perlu digunakan untuk merancang lalu melatih sistem baru.
Data dari internet digunakan untuk melatih model Teknologi AI seperti GPT-4o, model di dalam balik chatbot ChatGPT, juga dari pengumpulan informasi ini mereka itu belajar mengenali pola yang mana memberi Artificial Intelligence kemampuan untuk memprediksi.
Kini Musk sudah mengingatkan bahwa penyelenggaraan data sintetis yang tersebut dibuat oleh Artificial Intelligence untuk melatih model baru adalah “satu-satunya cara” untuk mengatasi kesulitan ini.
“Satu-satunya cara untuk melengkapinya adalah dengan data sintetis di tempat mana … data yang dimaksud akan menulis esai atau menciptakan tesis, lalu akan menilai dirinya sendiri dan juga … menjalani proses pembelajaran mandiri,” katanya pada waktu siaran secara langsung dalam platform digital media sosialnya X, yang mana sebelumnya bernama Twitter, seperti dilansir The Guardian .
Ini bukanlah hal yang digunakan baru dikarenakan data sintetis telah digunakan oleh pemilik Facebook kemudian Instagram, Meta, untuk melatih model Artificial Intelligence Llama mereka.
Demikian pula, Google kemudian OpenAI (yang menciptakan ChatGPT) juga menggunakan data sintetis di upaya Teknologi AI mereka, sementara data buatan Teknologi AI juga digunakan pada model Phi-4 Microsoft.
Namun, ada kekhawatiran, seperti yang diutarakan oleh Musk lalu yang dimaksud lainnya, mengenai bagaimana data sintetis dapat dipengaruhi oleh model Kecerdasan Buatan yang mana menciptakan “halusinasi”, yaitu istilah yang mana digunakan untuk menggambarkan hasil yang digunakan salah atau menyesatkan.
Selama siaran segera dengan Mark Penn, ketua grup periklanan Stagwell, ia menggambarkan aspek ini sebagai “menantang” lantaran dengan halusinasi “bagaimana Anda tahu apakah itu … jawaban yang dihalusinasi atau jawaban yang digunakan nyata”.