Zionis Sangat Diuntungkan dengan Tumbangnya Assad, Berikut 4 Buktinya

Photo of author

By Bahjah Jamilah

Paketdigital.com – DAMASKUS – Setelah Presiden Suriah Bashar al-Assad digulingkan, tanah Israel mengirim pasukan daratnya melintasi zona demiliterisasi pada perbatasan Suriah-Israel, menandai masuknya negeri Israel pertama ke wilayah Suriah sejak Perang Timur Tengah 1973.

Assad melarikan diri dari Suriah ke Rusia pasca kelompok anti-rezim menguasai ibu kota Damaskus pada Mingguan dini hari, menandai runtuhnya rezim Partai Baath, yang tersebut telah dilakukan berkuasa pada Suriah sejak 1963.

Itu terjadi tambahan dari seminggu pasca kelompok anti-rezim menguasai Aleppo, sebuah kota besar di tempat Suriah utara.

Setelah Assad digulingkan, tentara negara Israel melancarkan puluhan serangan udara terhadap apa yang mana disebutnya sebagai depot senjata di tempat Suriah untuk menjaga dari kelompok bersenjata merebutnya.

Israel juga mengirim pasukan ke luar zona demiliterisasi di area Dataran Tinggi Golan Suriah yang mana diduduki serta mengumumkan runtuhnya perjanjian pelepasan diri tahun 1974 dengan Suriah.

Zionis Sangat Diuntungkan dengan Tumbangnya Assad, Berikut 4 Buktinya

1. Membangun Zona Penyangga

Pada hari Minggu, tentara negeri Israel menyatakan sudah merebut kendali menghadapi zona demiliterisasi di tempat Dataran Tinggi Golan setelahnya kelompok anti-rezim mengambil alih Suriah.

Pasukan negara Israel menguasai puncak Gunung Hermon dalam sisi perbatasan Suriah, juga beberapa lokasi lainnya.

Tentara berpendapat bahwa langkah yang disebutkan bertujuan untuk mendirikan apa yang mana disebutnya kedudukan pertahanan di dalam tempat yang dimaksud untuk menghindari infiltrasi kelompok bersenjata.

Pengerahan pasukan yang dimaksud menandai inovasi kebijakan yang signifikan sebagai masuknya pasukan negara Israel secara terbuka pertama ke wilayah Suriah sejak perjanjian pelepasan pada tahun 1974 yang dimaksud secara resmi mengakhiri pertempuran terakhir antara negeri Israel lalu Suriah pada tahun 1973.

2. Perjanjian Pelepasan

Melansir Anadolu, Utama Menteri tanah Israel Benjamin Netanyahu juga mengumumkan runtuhnya perjanjian pelepasan yang digunakan dipantau PBB, yang mana menetapkan zona penyangga antara negara Israel serta Suriah pasca pasukan Suriah menarik diri dari wilayah yang disebutkan menyusul penggulingan Assad.

Ditandatangani pada tanggal 31 Mei 1974, perjanjian yang dimaksud menetapkan evakuasi negeri Israel dari semua wilayah Gunung Hermon yang tersebut didudukinya selama Perang 1973 dan juga wilayah seluas sekitar 25 kilometer persegi (9,6 mil persegi) yang mana mencakup Quneitra serta lokasi lainnya.

Perjanjian yang disebutkan menetapkan perbatasan pada waktu ini antara tanah Israel dan juga Suriah beserta pengaturan militer yang dimaksud menyertainya, yang tersebut menciptakan dua garis pemisah — negara Israel (biru) lalu Suriah (merah) — dengan zona penyangga di tempat antara keduanya.

Leave a Comment