Paketdigital.com – WASHINGTON – Beberapa anggota dari kabinet Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump sudah menerima beberapa ancaman, termasuk ancaman bom, walaupun merekan belum resmi menjabat.
FBI menyatakan seseorang anggota pasukan pemerintahan Trump melaporkan ketakutanterhadapancaman bom pipa yang mana dikirim peneror dengan arahan “pro-Palestina”.
Calon duta besar Amerika Serikat untuk PBB lalu calon kepala Badan Perlindungan Lingkungan, juga calon Jaksa Agung yang tersebut menarik diri, menyatakan merek termasuk dalam antara anggota kabinet Trump yang dimaksud sudah pernah menerima rentetan ancaman tersebut.
“FBI mengetahui banyaknya ancaman bom kemudian insiden swatting yang tersebut memiliki target calon juga pejabat pemerintahan yang digunakan baru, lalu kami bekerja sejenis dengan mitra penegak hukum kami,” kata badan yang dimaksud di sebuah pernyataan, seperti dikutipkan AFP, Kamis (28/11/2024).
Swatting mengacu pada praktik di dalam mana polisi mendapat panggilan telepon dengan segera ke rumah seseorang dengan alasan palsu. Panggilan telepon palsu seperti itu umum terjadi pada Negeri Paman Sam juga telah terjadi menyebabkan berbagai tokoh urusan politik senior menjadi sasaran di beberapa tahun terakhir.
Karoline Leavitt, juru bicara regu transisi Trump, sebelumnya mengungkapkan bahwa beberapa pejabat dan juga calon pejabat menjadi sasaran ancaman kekerasan yang dimaksud tidaklah mencerminkan Amerika terhadap nyawa merekan serta orang-orang yang digunakan tinggal sama-sama mereka.
Gedung Putih mengungkapkan Presiden Joe Biden yang dimaksud akan lengser telah terjadi diberi pengarahan tentang ancaman tersebut.
“Gedung Putih berinteraksi dengan penegak hukum federal lalu kelompok Presiden terpilih, serta terus memantau situasi dengan saksama,” kata individu juru bicara Gedung Putih di sebuah pernyataan.
“Presiden lalu pemerintahan dengan tegas mengutuk ancaman kekerasan politik.”