Donald Trump Ancam BRICS Justru Berdampak Tidak Baik bagi AS, Inilah Alasannya

Photo of author

By Amri Nufail

Paketdigital.com – WASHINGTON – Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan mengenakan bea masuk impor 100% terhadap anggota BRICS jikalau blok itu mengganti dolar Amerika dengan mata uang lain untuk kegiatan perdagangan internasional.

“Gagasan bahwa negara-negara BRICS mencoba menjauh dari dolar sementara kita berdiam diri kemudian menonton telah berakhir,” tulis Donald Trump di sebuah posting media sosial, yang tersebut menguraikan rencananya untuk merancang kembali keunggulan sektor ekonomi global Amerika Serikat setelahnya menjabat bulan depan.

“Kami menuntut komitmen dari negara-negara ini bahwa dia tidak ada akan menciptakan mata uang BRICS baru, atau menyokong mata uang lain untuk menggantikan dolar Amerika Serikat yang perkasa, atau dia akan menghadapi tarif 100%, serta harus mengucapkan selamat tinggal pada pemasaran ke sektor ekonomi Negeri Paman Sam yang dimaksud luar biasa,” papar Trump.

“Mereka dapat mencari ‘orang bodoh’ lain! Tidak ada kemungkinan bahwa BRICS akan menggantikan dolar Negeri Paman Sam di perdagangan internasional, juga setiap negara yang tersebut mencoba harus mengucapkan selamat tinggal terhadap Amerika,” imbuh Trump.

Ancaman Trump akan “tarif 100%” terhadap BRICS adalah pernyataan intimidasi terkait perdagangannya yang digunakan paling luas sejauh ini, yang digunakan memiliki target blok dunia usaha yang mana mencakup sekitar 35% dari aktivitas dunia usaha global di istilah PPP (paritas daya beli), juga lebih tinggi dari 40% dari populasi planet ini.

Ekonom veteran Inggris dan juga salah satu pendiri Inisiatif Keadilan Global Rodney Shakespeare menyatakan terhadap Sputnik bahwa Negeri Paman Sam sangat bergantung pada BRICS secara ekonomi.

Menurutnya, Presiden terpilih Negeri Paman Sam Donald Trump akan menghadapi hal lain jikalau beliau merasa dapat mengancam lalu membujuk blok yang disebutkan agar tunduk.

“Trump merasa ia dapat berusaha mencapai negara-negara BRICS secara individual, tetapi melakukan hal ini akan menyebabkan BRICS bertindak secara kolektif sebagai respons kemudian kemudian situasinya adalah tentang siapa yang dimaksud mempunyai perdagangan, populasi, lalu sumber daya yang digunakan lebih tinggi besar secara keseluruhan,” katanya, yang dilansir Hari Senin (2/12/2024).

“Pemikiran Trump pada dasarnya didasarkan pada situasi hegemoni masa lalu yang mana waktunya berlalu dengan cepat,” lanjut Shakespeare, yang sekarang mengajar sebagai peneliti tamu dalam Universitas Trisakti Indonesia.

Leave a Comment