Paketdigital.com – JAKARTA – Di era digital yang tersebut serba online, kita banyak dihadapkan pada permintaan untuk berswafoto dengan kartu identitas (KTP) atau paspor ketika mendaftar berbagai layanan. Mulai perbankan, penyewaan mobil, hingga melamar pekerjaan, swafoto dengan KTP semakin umum dipersyaratkan. Namun, seberapa amankah praktik ini?
Kaspersky mengungkapkan bahwa berswafoto dengan KTP memang sebenarnya memiliki risiko keamanan. Informasi pribadi Anda berpotensi disalahgunakan oleh pihak yang digunakan tidaklah bertanggung jawab. Oleh akibat itu, penting untuk memahami risiko dan juga menerapkan tips keamanan yang mana tepat sebelum mengirimkan swafoto KTP Anda.
Dilema Swafoto dengan KTP
Di satu sisi, swafoto dengan KTP memudahkan akses ke berbagai layanan online. Tanpanya, Anda mungkin saja kesulitan menggunakan aplikasi mobile perbankan, menyewa mobil, atau mengajukan pinjaman secara cepat. Di sisi lain, ada perasaan khawatir tentang keamanan data pribadi Anda.
Risiko Ketenteraman Data
Sayangnya, tiada semua perusahaan transparan mengenai cara merekan menyimpan kemudian memproses data pribadi pengguna. Kebocoran data menjadi ancaman nyata yang dapat mengakibatkan penyalahgunaan data oleh penjahat siber.
“Foto selfie kartu identitas ini adalah alat universal dalam tangan para penjahat siber,” ungkap Kaspersky. “Penipu dapat membuka perusahaan menghadapi nama Anda atau mendaftarkan kartu SIM menggunakan identitas Anda untuk melanggar hukum dengan berbagai cara.”
Kaspersky menambahkan, penjahat siber bahkan mengirimkan foto juga video orang yang dimaksud memegang dokumen identitas dalam dark web untuk memalsukan foto kemudian menyeberangi prosedur Know Your Customer (KYC).
Tips Ketenteraman Berswafoto dengan KTP
Meski ada risiko, terkadang kita tetap saja harus mengirimkan swafoto dengan KTP. Berikut adalah tips keamanan dari Kaspersky untuk meminimalkan risiko:
1. Pelajari Kebijakan Privasi Perusahaan: Sebelum mengirimkan swafoto KTP, teliti perusahaan tersebut. Cari tahu di dalam mana kemudian oleh siapa data Anda akan diproses, berapa lama data yang dimaksud akan disimpan, kemudian apakah perusahaan dapat memberikan informasi pelanggan untuk pihak lain.
2. Selidiki Riwayat Kebocoran Angka Perusahaan: Cari tahu apakah perusahaan yang disebutkan pernah mengalami kebocoran data. Jika ya, kebocoran seperti apa yang digunakan terjadi serta bagaimana tanggapan perusahaan tersebut? Anda dapat menemukan informasi ini dengan mencari di tempat internet dengan kata kunci seperti “[Nama Perusahaan] kebocoran data”.
3. Tambahkan Watermark ke Swafoto Anda: Gunakan editor foto dalam ponsel Anda atau aplikasi mobile gratis untuk menambahkan teks semi-transparan pada swafoto KTP Anda. Ini adalah akan mempersulit penjahat siber untuk menggunakan foto Anda jikalau terjadi kebocoran data.
4. Kirim Foto Melalui Program atau Laman Web Resmi: Jangan mengirimkan swafoto KTP melalui aplikasi mobile instruksi instan atau email. Gunakan cuma perangkat lunak atau situs web resmi layanan yang tersebut Anda gunakan.
5. Hapus Swafoto Setelah Mengirim: Setelah swafoto KTP Anda diterima oleh layanan yang digunakan dituju, segera hapus foto yang disebutkan dari ponsel Anda, termasuk dari folder “Recently Deleted”.
6. Periksa Riwayat Kredit Anda Secara Berkala: Pantau riwayat kredit Anda secara berkala juga aktifkan notifikasi dari bank Anda jikalau ada inovasi pada riwayat kredit Anda.
7. Pertimbangkan Skor Layanan: Pikirkan baik-baik apakah layanan yang mana ditawarkan sepadan dengan risiko mengirimkan swafoto KTP Anda. Jangan pernah memberikan data pribadi Anda belaka untukimbalanuang.