Paketdigital.com – JAKARTA – BRICS mengadakan karpet merah untuk menyambut negara-negara NATO untuk bergabung dengan aliansi ini. Perkembangan ini dapat menyebabkan pembaharuan paradigma di dalam sektor keuangan global apabila negara-negara Barat bergabung dengan blok ini.
Tarik-menarik antara negara-negara mengalami perkembangan kemudian negara-negara Barat yang dimaksud forward telah lama berjalan dengan kecepatan penuh pasca blok yang dimaksud memulai jadwal dedollarisasi.
Gedung Putih menjatuhkan sanksi untuk Rusia sejak 2022 akibat melakukan invasi Ukraina. Namun, Rusia menyeberangi sanksi yang dimaksud dengan mengedarkan minyak mentah dengan nilai diskon untuk anggota BRICS.
Bahkan Arab Saudi membeli minyak Rusia dari anggota BRICS dengan harga jual yang lebih besar ekonomis lalu menyalurkannya ke seluruh Eropa, yang sebagian besar adalah anggota NATO.
Juru Bicara Rusia Dmitry Peskov menyindir Barat yang tak mengizinkan negara-negara anggotanya untuk bergabung dengan aliansi lain.
“Anda dengan kami atau melawan kami. Kondisi seperti itu tiada ada dalam BRICS kemudian setiap negara bebas mengajukan permohonan keanggotaan, termasuk anggota NATO,” kata beliau dikutipkan dari Watcher Guru, Awal Minggu (4/11/2024).
Peskov menegaskan bahwa BRICS bukan akan menempatkan hambatan seperti yang digunakan diadakan oleh Barat dan juga NATO pada hal keanggotaan.
“Kebijakan ‘bergabung dengan kami atau melawan kami’ tak berlaku pada BRICS,” tandasnya.
“Ini adalah kondisi yang mereka itu sukai pada NATO, dalam Uni Eropa, apakah Anda sama-sama Uni Eropa atau dengan Rusia, apakah Anda di area BRICS atau NATO. Namun pada BRICS, tak ada yang mana menyatakan hal-hal seperti itu, serta ini menyebabkan organisasi ini semakin menarik,” katanya.