JAKARTA – Pertamina New & Renewable Energy (PNRE) mengatakan bahwa kunci agar Indonesia dapat mewujudkan transisi energi adalah dengan menjalin kolaborasi. Menurut perusahaan plat merah tersebut, visi untuk melakukan transisi energi tiada bisa jadi diraih sendiri.
“Partnership itu menjadi salah satu cara yang dimaksud bisa jadi diadakan untuk mempercepat, untuk perkembangan maupun pembaharuan energi terbarukan di area Indonesia baik dari segi capital maupun segi teknologi,” ujar Direktur Keuangan PNRE, Nelwin Andriansyah pada waktu berkunjung ke iNews Industri Media Group, pada iNews Tower, Jakarta, Rabu (18/9/2024).
Baca Juga: Calon Pengganti Pertalite, Hal ini Kendala Penerapan Bioetanol dalam Indonesia
Menurut ia sinergi diperlukan lantaran mengembangkan energi terbarukan tidak ada dapat berdiri sendiri mengingat butuh modal yang digunakan sangat besar dan juga butuh pengembangan teknologi dengan biaya yang digunakan tinggi.
Lebih lanjut, pada waktu ini bauran energi terbarukan baru 15% disumbang dari air, matahari, angin, maupun geothermal. Sementara, pemerintah berusaha mencapai untuk sanggup mencapai Net Zero Emission (NZE) di dalam 2060.
Pemerintah memiliki target Net Zero Emission sebesar 30% di area 2029, yang mana artinya waktu yang tersebut tersisa untuk menggapai target yang disebutkan belaka 5 tahun. Nelwin menyebut, sulit untuk menggapai target itu jikalau dijalankan sendiri.
Baca Juga: Penjualan Kredit Karbon Pertamina NRE Naik Capai 565.000 Ton CO2e
Dalam mengambil potensi menggalakkan transisi energi menuju nol emisi karbon, PNRE sudah pernah menjalin kerja sejenis dengan sebagian mitra untuk mampu mempercepat transisi energi.
“Kita juga sedang menjajaki bahkan menyetujui secara resmi beberapa MoU dengan perusahaan skala global, misalnya untuk pengembangan green energi di area tempat Sulawesi Utara. Kemudian dengan salah satu Solar EV manufaktur terbesar merancang pabrik perakitan solar panel,” pungkasnya.