JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadwalkan memeriksa Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto pada Selasa 20 Agustus 2024 terkait tindakan hukum dugaan korupsi di tempat lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan. Direktur Penyidikan KPK, Asep Guntur Rahayu menyatakan salah satu materi yang dimaksud akan digali dari Hasto masalah dugaan aliran dana persoalan hukum yang dimaksud ke Rumah Aspirasi Pilpres 2019 lalu.
“Terkait dengan hambatan aliran dananya, ini terkait dengan Pak HK, ini sebetulnya masuk pada materi, nanti akan kami tanyakan,” ujar Asep pada Gedung Merah Putih KPK yang mana dikutipkan hari terakhir pekan (16/8/2024).
Asep menjelaskan selain menjawab pertanyaan dari penyidik, saksi yang mana hadir juga diberi kesempatan untuk menyampaikan materi yang digunakan dinilai ada kaitannya dengan perkara.
“Itu akan menjadi bagian dari yang dimaksud kami tanyakan, kalau pun itu ada, kalau pada pemeriksaan itu ada satu pertanyaan biasanya sebelum berakhir. ‘Adakah keterangan lain yang kemungkinan besar Saudara komunikasikan di pemeriksaan ini?’,” jelasnya.
Perlu diketahui, Hasto sejatinya menjalani pemeriksaan sebagai saksi pada tindakan hukum yang disebutkan pada hari ini. Namun, sebab ada kegiatan yang digunakan tiada dapat ditinggalkan, ia datang ke Gedung Merah Putih pada Kamis 15 Agustus 2024 kemarin.
Meski telah tiba di area Kantor KPK, Hasto batal menjalani pemeriksaan. Kemudian, disepakati pemeriksaan dirinya dijadwalkan ulang pada Selasa 20 Agustus 2024.
Hasto menjelaskan bahwa perkara ini tak terlepas kaitannya dengan Rumah Aspirasi pada Pilpres 2019. Hasto mengatakan informasi itu didapatkan dari Yoseph Aryo Adhi Dharmo yang digunakan pada waktu itu menjabat sebagai Kepala Sekretariat Kantor Pemenangan Jokowi-KH Ma’ruf Amin pada pemilihan raya 2019. Rumah Aspirasi itu, kata dia, mendapatkan dana dari berbagai pihak.
“Berdasarkan informasi dari Saudara Adhi Dharmo, beliau ini Kepala Sekretariat Kantor Pemenangan Jokowi-KH Ma’ruf Amin pada pemilihan tahun 2019 nah ketika itu ada Rumah Aspirasi yang mana berdasarkan informasi dari Ketua Tim Kampanye ketika itu ya operasionalisasinya dengan gotong royong,” ujar Hasto untuk wartawan, Kamis (15/8/2024).
Belakangan terungkap bahwa salah satu donatur Rumah Aspirasi merupakan juga salah satu terperiksa korupsi pada persoalan hukum DJKA. Dalam kedudukan inilah, kata Hasto, namanya turut terseret.