Naoya Inoue, Petinju 165 Cm yang mana Menjelma Monster KO Mengerikan

Photo of author

By Fitri Rafifah

Naoya Inoue bintang tinju Negeri Matahari Terbit bertinggi badan 165 cm dengan lengan seperti jarum rajut yang berubah menjadi Monster KO yang tersebut menakutkan. Monster KO Naoya Inoue adalah salah satu dari tiga petinju yang digunakan menjadi juara tak terbantahkan di dua divisi berat badan

Monster, menurut definisinya, diharapkan menjadi raksasa yang dimaksud kejam, menakutkan, atau jahat – tidak orang Negeri Sakura yang dimaksud terlihat seperti malaikat kecil yang bukan cukup kuat untuk menjatuhkan sepiring sushi. Sangat tiada kemungkinan besar bahwa Naoya Inoue kejam atau jahat, namun begitu beliau masuk ke di ring tinju, beliau pasti menakutkan.

Naoya Inoue, yang dimaksud dikenal secara global sebagai The Monster, memiliki kekuatan yang bukan normal untuk ukuran seseorang yang digunakan tingginya hanya sekali 165 cm lalu miliki lengan selebar jarum rajut. Ia adalah salah satu dari tiga pria yang menjadi juara tak terbantahkan pada dua divisi berat badan – yang digunakan lainnya adalah Terence Crawford juga Oleksandr Usyk.

Hal ini menegaskan Inoue mendapat tempat di area jajaran petinju hebat sepanjang masa yang dimaksud namanya akan selalu dihormati bersatu dengan legenda-legenda kuno dan juga modern seperti Jack Dempsey, Joe Louis, Muhammad Ali, Sugar Ray Robinson, Floyd Mayweather Jr, serta Manny Pacquiao. Inoue, 31 tahun, yang tersebut memegang peringkat juara dunia di tempat empat divisi, mempertahankan sabuk bantam super melawan petinju jika Irlandia, TJ Doheny, di area stadion Ariake, Tokyo, pada Selasa malam, dikarenakan Tokyo lebih lanjut cepat delapan jam dari London, maka pertarungan ini ditayangkan secara dengan segera dalam Sky pada jam makan siang – ini tentu sekadar merupakan waktu yang digunakan bukan biasa, namun merupakan kesempatan yang luar biasa untuk menyaksikan petinju yang memiliki keunikan tersendiri.

Yang mengherankan, Inoue mengungguli 24 dari 27 pertandingan turnamen dunianya melalui KO lalu yang tersebut menjadi perhatian utama adalah untuk mengamati seberapa lama petinju veteran berusia 37 tahun, Doheny, yang digunakan merupakan mantan juara IBF, dapat bertahan. Menyaksikan Inoue bertarung adalah sebuah wahyu – ia cepat, akurat, tiada pernah menyia-nyiakan satu pukulan pun kemudian setiap pukulan yang dimaksud ia daratkan tampaknya melukai lawan.

Ekspresi wajahnya tak pernah berubah serta ia belaka miliki satu tujuan sejak bel pertandingan berbunyi – untuk menghabisi penantangnya secepat mungkin. Doheny pastinya mengetahui bahwa ia tiada memiliki kesempatan untuk menang, maka ia hanya sekali bertahan untuk melindungi dagunya.

Inoue memutuskan bahwa satu-satunya cara untuk menyebabkan Doheny pergi dari dari sana lebih banyak cepat adalah dengan mengalihkan serangannya ke bawah juga mulai menyarangkan pukulan keras ke arah tubuh dengan kedua tangannya. Pada akhir ronde keenam, Doheny yang digunakan meringis kesakitan akibat rasa sakit yang digunakan ia rasakan nampak seperti telah lama bertambah tua satu puluh tahun pada waktu ia kembali ke pojokannya.

Hanya di beberapa detik pasca ronde ketujuh dimulai, Inoue mendaratkan sebuah hook kiri yang mana menakutkan di tempat bawah rusuk Doheny – sebuah pukulan yang mana melumpuhkannya pada bagian kanan tubuhnya juga ia pun terpaksa berhenti. Pertarungan berjalan seperti biasa bagi Inoue – walau ia lebih besar memilih penyelesaian yang tersebut berjauhan lebih banyak spektakuler dengan Doheny yang dimaksud terkena hitungan, ia sekarang telah lama meraih kemenangan seluruh 28 pertandingannya, dengan 25 di dalam antaranya melalui KO.

Ia mempunyai rasio KO yang mana luar biasa, lebih tinggi dari 90 persen – untuk menekankan betapa luar biasanya statistik tersebut, rasio KO Rocky Marciano adalah 87 persen, George Foreman 84 persen, Frank Bruno, 84 persen juga Mike Tyson 78 persen. Inoue akan melakukan pembelaan lagi di tempat Tokyo sebelum akhir tahun ini kemudian promotornya, Bob Arum, mengungkapkan bahwa ia akan menampilkannya dalam Las Vegas pada awal 2025.

Menyaksikan Inoue bertarung adalah sebuah wahyu – ia cepat, akurat, tiada pernah menyia-nyiakan pukulan kemudian setiap pukulan yang dimaksud ia lontarkan kelihatannya melukai lawan. Naoya jarang tampil di area luar Jepang, namun para penonton yang digunakan berada di tempat sisi ring dalam SSE Hydro, Glasgow, lima tahun yang mana lalu pasti menyadari bahwa merekan sedang menyaksikan seseorang yang dimaksud spesial ketika ia belaka membutuhkan waktu empat menit untuk menghancurkan petinju Puerto Riko, Emmanuel Rodriguez untuk meraih kemenangan penghargaan juara dunia kelas bantam IBF.

Inoue, yang menikahi kekasih masa kecilnya serta menjadi ayah dari tiga anak, sudah pernah membuktikan bahwa Anda tiada perlu mengayunkan pedang untuk menjadi seseorang pejuang Samurai.

Leave a Comment