JAKARTA – Sanksi dunia usaha yang tersebut belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Rusia terkait invasi di tempat Ukraina, diyakini akan memicu krisis perbankan skala penuh. Retail Banker International menyimpulkan bagaimana bank- bank Rusia mendapat pukulan telak dari sanksi kemudian usai dipaksa pergi dari dari sistem pembayaran global, SWIFT.
Sistem Bank Rusia
Daftar deretan bank di area Rusia mencakup 333 bank yang tersebut beroperasi lalu 35 lembaga keuangan non-bank per 1 Februari 2022.
Sebanyak 13 bank menyumbang 77% dari total aset sektor perbankan dan juga dikategorikan sebagai lembaga kredit yang digunakan penting secara sistemik. Bank-bank yang dimaksud termasuk UniCredit Bank, Gazprombank, Sovcombank, VTB Bank, Alfa-Bank, Sberbank, Credit Bank of Moscow, Bank Otkritie Financial Corporation (Otkritie), Rosbank, Tinkoff Bank, Promsvyazbank, Raiffeisenbank juga Rosselkhozbank.
Per Desember 2021, Sberbank memegang pangsa bursa terbesar dari total aset (32,6%) di tempat antara 13 lembaga kredit penting secara sistematis di area Rusia. Selanjutnya disertai oleh VTB Bank (16,4%), Gazprombank (7,1%) kemudian Alfa-Bank (4,8%), menurut data JP Morgan seperti dikutipkan FT.
Sanksi SWIFT Menghantam Bank-bank Rusia
Amerika beserta dengan negara-negara sekutunya terus menjatuhkan sanksi terhadap Rusia berhadapan dengan invasi Ukraina. Uni Eropa (UE) setuju untuk melarang 7 bank Rusia mengakses sistem pembayaran internasional SWIFT.
Bank-bank Rusia yang mana terancam akan dikeluarkan dari SWIFT termasuk VTB Bank, Bank Rossiya, Bank Otkritie, Novikombank, PromsvyazbankPJSC, Sovcombank PJSC, serta VEB. RF (VEB). Pada 3 Maret 2022, Jepun mengumumkan rencananya pembekuan aset VTB Bank, Sovcombank, Novikombank, serta Otkritie.
Sebelumnya Negeri Sakura telah tambahan dulu membekukan aset bank sentral Rusia, Bank Sentral Rusia (CBR) , juga bank milik negara Promsvyazbank serta Vnesheconombank.
Sanksi yang disebutkan mengurangi kartu yang dimaksud dikeluarkan oleh beberapa bank ini untuk dapat digunakan pada luar Rusia juga mengurangi akses ke sistem pembayaran seluler seperti Apple Pay juga Google Pay.
Beberapa bank Rusia termasuk Sberbank juga Tinkoff berencana untuk menerbitkan kartu sama-sama dengan sistem pembayaran Mir domestik dan juga UnionPay China. Langkah ini diadakan sebagai tanggapan berhadapan dengan pengumuman yang digunakan dibuat oleh perusahaan pembayaran, Visa lalu Mastercard, untuk menangguhkan operasi mereka pada Rusia.
Menyusul sanksi barat seperti memblokir cadangan devisa Rusia, Rubel terjun bebas terhadap dolar, bahkan Rubel jatuh seperempat terhadap Dolar Amerika sejak awal invasi. CBR kemudian bereaksi dengan meninggikan suku bunga utama menjadi 20% per tahun dari 9,5%.
Pada 8 Maret 2022, CBR memberlakukan batasan USD10.000 untuk pengunduran tunai oleh warga negara yang dimaksud memegang account mata uang asing. Pembatasan yang dimaksud diberlakukan sebagai tanggapan menghadapi kurangnya arus masuk dolar lantaran sanksi yang tersebut dijatuhkan pada Rusia.