JAKARTA – Usulan Rusia untuk India untuk menggunakan mekanisme pengiriman arahan keuangannya sendiri – yang tersebut dikembangkan sebagai alternatif jaringan global SWIFT yang dikuasai Barat, mampu dilakukan. Jika disepakati, mekanisme itu akan membantu menggerakkan penyelesaian perdagangan pada mata uang nasional yang dimaksud tidaklah hanya saja akan mewujudkan dedolarisasi tetapi juga mengarah pada kegiatan yang lebih besar murah, cepat, serta efisien.
Mekanisme pengiriman instruksi keuangannya usulan Rusia yang disebutkan sudah diteliti oleh bak sentral India, Reserve Bank of India (RBI) kemudian dinyatakan dapat dilakukan. Namun demikian, diskusi mengenai hal itu masih berlanjut. Keputusan akhir tentang permasalahan ini juga diperkirakan akan datang mempertimbangkan aspek diplomatik.
Seorang sumber yang dimaksud diambil Businessline mengatakan, setelahnya pertemuan Pertama Menteri Narendra Modi baru-baru ini dengan Presiden Rusia Vladimir Kepala Negara Rusia dalam Moskow, dalam mana keduanya setuju untuk memperkenalkan penyelesaian perdagangan di mata uang nasional. Kedua negara juga setuju memperkenalkan instrumen keuangan digital ke pada penyelesaian bersama.
Sumber yang disebutkan mengatakan, telah dilakukan ada rapat antara pejabat senior dari RBI kemudian beberapa bank sektor masyarakat dengan rekan-rekan dia di area Rusia tentang sistem pengiriman instruksi alternatif yang diusulkan negara itu. Meski pembicaraan masih berlangsung, dari diskusi itu, ada pandangan dalam RBI bahwa usulan yang disebutkan dapat dilakukan.
“Ini adalah hambatan yang digunakan sensitif secara diplomatik sehingga diperlukan pertimbangan lebih tinggi lanjut,” kata sumber yang disebutkan seperti dilansir Businessline, Selasa (3/9/2024).
Diketahui, bank-bank terkemuka Rusia sudah dilarang menggunakan sistem SWIFT, jaringan yang digunakan memungkinkan lembaga keuangan untuk bertukar arahan elektronik tentang operasi internasional yang mana memungkinkan pembayaran yang aman. Larangan itu merupakan bagian dari sanksi Barat terhadap Rusia setelahnya negara itu melancarkan operasi militer terhadap negeri Ukraina pada Februari 2022 lalu.
“Dilarang menggunakan sistem SWIFT, Rusia sekarang ingin mitra dagang utamanya, termasuk India lalu negara-negara BRICS lainnya, untuk bergabung dengan mekanisme alternatifnya sendiri untuk mentransfer pesan,” kata sumber tersebut.
Seperti SWIFT, mekanisme Rusia juga dirancang untuk memunculkan transmisi instruksi keuangan yang mana tidak ada terputus antara lembaga keuangan negara-negara yang tersebut menggunakan jaringan tersebut. Namun, kemungkinan besar perlu waktu bagi entitas baru untuk terhubung ke jaringan tersebut. Rusia sangat ingin agar India menyetujui usulannya untuk menggunakan sistem pengiriman arahan pembayarannya sendiri bagi bank lantaran hal itu dapat memfasilitasi kedua negara untuk beralih ke sistem penyelesaian pembayaran rupee-rubel.
Dengan perdagangan India-Rusia meningkat menjadi USD65 miliar pada tahun 2023-24 (sebagian besar adalah pembelian minyak Rusia oleh India) kemudian target perdagangan USD100 miliar pada tahun 2030, kedua negara ingin mengeksplorasi penyelesaian perdagangan mata uang nasional. “Agar penyelesaian perdagangan mata uang nasional lalu pembayaran cepat menjadi lebih lanjut efisien, penting untuk memiliki mekanisme fasilitasi kegiatan baru,” kata sumber tersebut.
India juga Rusia menginginkan sistem penyelesaian mata uang nasional sebab akan mengempiskan ketergantungan mereka pada mata uang keras seperti dolar AS. Di bawah mekanisme tersebut, kedua bank sentral akan menetapkan nilai tukar secara langsung antara mata uang mereka, dengan memutuskan nilai tukar referensi, alih-alih mematoknya terhadap dolar AS. Penyelesaian kegiatan segera di mata uang nasional ini diyakini tidak ada belaka akan mengupayakan dedolarisasi, tetapi juga mengarah pada operasi yang mana lebih lanjut murah, lebih tinggi cepat, serta lebih tinggi efisien.