LOMBOK – PLN Indonesia Power (PLN IP) menghasilkan kembali kegunaan ganda berhadapan dengan penerapan kegiatan co-firing di area Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeranjang. Manfaat yang disebutkan adalah sebagai green booster transisi energi Tanah Air, juga mendongkrak kesejahteraan rakyat dari sisi finansial maupun sosial.
Selain menciptakan dampak positif bagi lingkungan juga sosial, Kepala Dinas ESDM Provinsi NTB Sahdan menyebutkan bahwa inisiatif co-firing menggunakan biomassa di area PLTU Jeranjang juga sejalan dengan kegiatan pengembangan energi baru terbarukan (EBT) serta mengupayakan pencapaian target Net Zero Emission 2050 di area wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB).
“Program co-firing ini ada kaitan dengan pengembangan EBT, green energi betul-betul kita perjuangkan agar apa yang mana menjadi cikal akan rakyat ini mesti kita capai di area tahun 2050 untuk NTB,” ungkap Sahdan di tempat sela kegiatan monitoring acara co-firing pada PLTU Jeranjang, Lombok, Kamis (5/9/2024).
Dia menambahkan, pemanfaatan biomassa pada PLTU Jeranjang juga dapat menggalang sektor pariwisata, dengan menghadirkan green energy yang mana minim emisi. Hal itu diharapkan dapat meningkatkan wisatawan yang digunakan berkunjung ke destinasi wisata NTB, khususnya Lombok.
Terpisah, Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra menyatakan biomassa sawdust menjadi salah satu pilihan untuk dijadikan energi primer untuk menggantikan batu bara. Aksi ini, kata dia, merupakan bentuk komitmen PLN grup di upaya transisi energi di dalam Tanah Air dan juga mengupayakan percepatan menuju NZE tahun 2060. Co-firing biomassa ini juga merupakan salah satu green booster pada kegiatan akselerasi peningkatan bauran energi terbarukan Tanah Air.
“Penggunaan biomassa pada unit kegiatan bisnis pembangkitan khususnya PLTU ini berdampak pada penurunan emisi yang dimaksud berasal dari sektor kelistrikan, hal ini merupakan dukungan PLN IP sebagai Subholding PLN untuk pemerintah untuk mencapai NZE pada 2060,” kata Edwin.
Sementara itu, Manager Unit PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Jeranjang Yunisetya Ariwibawa mengatakan, PLTU Jeranjang telah terjadi memanfaatkan beragam limbah untuk dijadikan materi baku biomassa untuk mengempiskan peran batu bara. Adapun limbah yang disebutkan mulai dari hasil olahan sampah atau solid recovered fuel (SRF), serbuk kayu (sawdust), keping kayu (woodchip) lalu limbah racik uang kertas (LURK).
“Untuk PLTU Jeranjang kami menggunakan biomassa dari SRF , kemudian sawdust kemudian woodchip lalu yang terakhir LURK. Secara akumulatif total konsumsi biomassa PLTU Jeranjang sepanjang 2024 hingga Agustus ini mencapai 15.796 ton,” jelasnya.