JAKARTA – Kuantitas tukar (kurs) rupiah pada perdagangan hari ini ditutup melemah tipis 1 poin atau 0,01 persen ke level Rp15.526 per Simbol Dolar setelahnya sebelumnya di dalam Rp15.525 per USD. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah sempat dibuka pada level Rp15.562 per USD.
Pengamat bursa uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar menguat dipengaruhi perhatian pemodal yang dimaksud beralih ke laporan pekerjaan Negeri Paman Sam yang digunakan akan datang yang mana diharapkan pada akhir minggu.
“Laporan tersebut, yang tersebut akan dirilis pada hari Jumat, diantisipasi akan memainkan peran penting pada membentuk kebijakan moneter Federal Reserve, khususnya pasca Ketua Fed Jerome Powell mengisyaratkan pembaharuan dari fokus pada naiknya harga menjadi pencegahan kehilangan pekerjaan,” tulis Ibrahim di risetnya, Selasa (3/9/2924).
Baca Juga: Industri Pabrik RI Jeblok, Rupiah Ditutup Melemah ke Rp15.525
Saat ini, ada kesempatan 33% untuk pemotongan 50 basis poin bulan ini, dengan pengurangan seperempat poin diharapkan sepenuhnya. Hal ini merupakan sedikit inovasi dari minggu sebelumnya ketika kemungkinan untuk pemotongan yang digunakan lebih besar besar berada di dalam hitungan 36 persen.
Pasar telah terjadi mengantisipasi pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve, dengan pengurangan 25 basis poin telah lama diperhitungkan di ekspektasi selama beberapa minggu.
Kekuatan dolar sebelumnya mencerminkan sentimen ini oleh sebab itu mencapai level tertinggi sejak 20 Agustus, didorong oleh peningkatan imbal hasil Treasury jangka panjang ke titik tertinggi sejak pertengahan Agustus.
Kenaikan imbal hasil ini mengikuti data kenaikan harga yang digunakan menunjukkan bahwa Fed kemungkinan besar memilih pemotongan suku bunga yang lebih banyak kecil.
Ketahanan sektor ekonomi Negeri Paman Sam semakin ditegaskan oleh bilangan produk-produk domestik bruto baru-baru ini, yang dimaksud menunjukkan bahwa Federal Reserve memiliki keleluasaan untuk memoderasi pelonggaran kebijakannya.
Meskipun demikian, para peniaga masih bertaruh pada kemungkinan penurunan suku bunga dari Fed. Hasil laporan pekerjaan yang akan datang kemungkinan akan berdampak signifikan pada jalur dolar pada waktu dekat.