JAKARTA – Demi mengantisipasi perkara penggelapan uang, kalangan pelaku bisnis tambahan mengutamakan operasi digital sebab lebih tinggi aman. Hal ini dikatakan oleh Ketua Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (Ipomi), Kurnia Lesani Adnan.
“Transaksi digital menghindari terjadinya proses cash yang tersebut rentan akan penggelapan uang yang digunakan dijalankan oknum bagian ticketing,” kata Kurnia di keterangannya, Kamis (5/9/2024).
Kurnia berharap pemakaian proses digital juga dibarengi dengan peningkatan keamanan sehingga bisa jadi meminimalisir kejahatan siber.
Ipomi kata dia, memohonkan pemerintah lebih banyak ketat di regulasi keuangan digital, di tempat mana ketika ini pemilik tabungan e wallet mampu merubah nama pemilik akun menjadi nama badan usaha.
“Dan kepolisian bukan dapat menindak lanjuti laporan kami terhadap perkara penipuan pembayaran e wallet ini dengan alasan masuk tanah langkah pidana ringan sementara ini sangat meresahkan,” jelasnya.
Kurnia memaparkan, data peningkatan pembelian tiket bus secara online mulai mengalami peningkatan. Menurutnya, contoh pembelian tiket secara digitalisasi teristimewa untuk Antar Pusat Kota Antar Provinsi bertambah cukup signifikan.
Angka yang dimaksud terus bergerak naik seiring perkembangan digital yang dimaksud semakin pesat. “Saat ini rakyat calon penumpang yang dimaksud membeli tiket by online system telah mencapai 45 persen,” ujarnya.
Kurnia juga menyoroti penyelenggaraan operasi digital melalui Qris. Menurutnya, pengaplikasian Qris sangat membantu bagi rakyat yang mana melakukan pembayaran pada pada waktu waktu pemberangkatan lalu cukup mudah.
“Penggunaan Qris cukup simpel sehingga membantu rakyat yang dimaksud melakukan pembayaran,” terang Kurnia.
Hal senada disampaikan oleh praktisi teknologi digital yang tersebut juga Direktur Utama PT Trans Digital Cemerlang (PT TDC), Indra. Menurutnya, Qris telah lama memenuhi standar nasional yang dimaksud mengacu pada ciri keamanan internasional.