Ikuti Jejak Rusia, Banyak Negara Ingin Dolar Negeri Paman Sam Jungkir Balik

Photo of author

By Amirah Rahimah

JAKARTA – Sanksi Barat yang semakin ketat memproduksi Rusia terus mencari cara untuk menjaga agar kegiatan ekonomi masih solid. Mitra dagang Rusia juga mencari cara untuk terus berbisnis dengan negara ini melalui sistem pembayaran alternatif mendobrak tatanan keuangan global yang mana didominasi dolar AS.

Diskusi mengenai dedolarisasi telah dilakukan mendapatkan daya tarik pada beberapa tahun terakhir akibat sanksi-sanksi yang dimaksud dipimpin oleh Barat terhadap Rusia terkait invasinya ke negeri Ukraina menghasilkan negara-negara lain waspada terhadap peluang konsekuensi dari melintasi Washington.

Ada beberapa keberhasilan, dengan perdagangan antara Rusia lalu China, juga Rusia kemudian India, yang dimaksud terus berjalan hingga ketika ini. Kini, bahkan bank-bank China yang mana berada di dalam bawah tekanan pengetatan sanksi Negeri Paman Sam mulai menurunkan proses untuk perusahaan-perusahaan Rusia.

Baca Juga: Elon Musk: Negeri Paman Sam Berada di area Jalur Kilat Menuju Kebangkrutan

Namun, Rusia dan juga mitranya telah terjadi mencari cara lain untuk melakukan bidang usaha dalam luar tatanan yang mana dipimpin Barat, sebagian lantaran teknologi membuatnya lebih tinggi mudah untuk memproses pembayaran kemudian menyiasati tatanan keuangan global yang dimaksud didominasi dolar AS. Seperti yang digunakan dijelaskan oleh peneliti Brookings Sam Boocker kemudian David Wessel pada sebuah tulisan di tempat bulan Agustus.

“Inovasi pada teknologi pembayaran dapat menurunkan peran dolar di sektor ekonomi global,” kata mereka, seperti dikutipkan dari Business Insider, Mulai Pekan (9/2/2024).

Yang pasti, raja dolar sudah ada mengakar pada sistem keuangan dunia, jadi kecil kemungkinannya untuk dilengserkan, kata beberapa jumlah ahli. Namun, wadah baru bermunculan yang tersebut dapat mengikis dominasinya.

Sejumlah sistem perdagangan dan juga pembayaran alternatif terus mencoba meruntuhkan tatanan perdagangan dan juga pembayaran yang dimaksud dipimpin oleh AS. Rusia mendirikan SPFS kemudian Mir beberapa tahun yang lalu, dengan alasan ‘risiko’ Rusia telah dilakukan bersiap untuk menghadapi lebih lanjut sejumlah sanksi.

“Ada risiko di menggunakan jaringan keuangan global,” kata Elvira Nabiullina, gubernur bank sentral Rusia, untuk CNBC pada 2018. “Oleh oleh sebab itu itu, sejak tahun 2014, kami telah lama mengembangkan sistem kami sendiri.”

Pada akhir 2023, pengguna SPFS mencakup 556 organisasi dari 20 negara. Dari jumlah keseluruhan tersebut, 159 sekitar seperempat dari total partisipan adalah orang asing serta penyelenggaraan sistem perpesanan dia meningkat lebih tinggi dari dua kali lipat dari tahun 2022, menurut bank sentral Rusia, menurut Interfax.

Leave a Comment